Ini tentang pengalaman hidup saya. Mungkin saya adalah salah satu dari orang yang "menurut saya" sering tertimpa musibah. Dengan kata lain, dapat ujian dari Tuhan. Secara dari kecil udah banyak konflik dalam keluarga. Waktu SMP ortu nyaris pisah, tapi alhamdulillah ga jadi. Beberapa waktu lalu keluarga saya dapat masalah lagi. Semuanya seperti beban yang numpuk di pundak. Rasanya tingkat stress udah di ubun2.
Saya hanya ingin menarik napas panjang saja. Tidak tau apa yang ingin saya tulis sebenranya. Yang saya rasakan saat ini hanya lelah. Lelah dengan semuanya. Seandainya bisa menghilang, saya ingin menghilang, sebentar saja. Seandainya waktu bisa diputar kembali, saya ingin kembali ke saat di mana saya masih tidak paham dengan rumitnya hidup di dunia. Saat di mana saya hanya memikirkan bermain dan bergembira dengan teman. Dan yang paling beratpun hanyalah saat menghadapi ulangan di sekolah. Pokoknya, saya kangen masa2 kecil saya.
Ah.....hidup. Kadang di atas, kadang di bawah. Dan saya ingat, Tuhan tidak akan memberikan kita ujian yang tidak akan bisa kita selesaikan. Ujian yang diberiNya sudah sesuai takaran kemampuan kita. Jadi..apakah dengan ini saya akan berhenti mengeluh?? tidak. Jujur saya belum bisa, karena saya hanya manusia. Yang bisa saya lakukan adalah mencoba tidak banyak mengeluh di depan umum. Mengeluhlah jika ingin mengeluh. Mengeluhlah pada seseorang yang kita anggap tepat. Jangan mengeluh pada semua orang yang kita temui. Jangan terlihat lemah. 10% orang yang mendengar keluhan kita tidak akan peduli pada masalah kita, dan 90%nya bersyukur itu bukan mereka. So..percuma kan capek2 mengeluh ternyata tidak membantu??
Cobaan, datang seperti kilat. Kita tidak tau kapan cobaan akan datang. Hari ini hidup saya baik2 saja, tapi ternyata besok..mungkin saja saya terbaring di rumah sakit, atau tidur di emperan toko. Gak ada yang tau rahasia Tuhan.
Dari situ, dari pengalaman teman-teman saya juga, saya semakin sadar. My life is not that poor. Sedih boleh, tapi hidup harus tetap berjalan. Life must go on. Jujur butuh waktu untuk ke tahap sabar yang paling maksimal. Butuh proses yang melelahkan untuk menjadi orang yang sabar, dan perjalanan ke arah itu panjang banget.
Dari pengalaman2 di sekitar saya, saya belajar. Yang harus kita lakukan hanyalah bersabar, berdoa, mohon petunjuk dariNya. Ada kutipan dari Isak Dineken yang semakin menambah semangat saya untuk tetap optimis:
"Difficult times have helped me to understand better than before, how infinitely rich and beautiful life is in every way, and that so many things that one goes worrying about are of no importance whatsoever."
Memang, pengalaman adalah guru terkejam buat kita. Tetap yakinlah bahwa Tuhan tidak akan memberi kita cobaan di luar kemampuan umatNya.
Dan tetap yakinlah bahwa semua akan indah pada waktunya.
No comments:
Post a Comment